
Kantor Kementerian Pertahanan Suriah di Damaskus rusak berat akibat gempuran rudal Israel, pada Rabu (16/07).
Selasa 16 Juli 2025, Israel kembali melancarkan serangan udara besar-besaran ke wilayah Damaskus, ibu kota Suriah. Beberapa rudal Israel menghantam area strategis, termasuk gedung Kementerian Pertahanan Suriah dan wilayah sekitar Istana Kepresidenan.
Menurut laporan dari media internasional seperti The Washington Post dan Time Magazine, setidaknya 3 orang tewas dan 34 lainnya luka-luka, beberapa di antaranya dalam kondisi kritis. Ledakan dilaporkan mengguncang kawasan elite Damaskus pada pagi buta, menyebabkan kepanikan warga dan kerusakan bangunan sipil.
Serangan ini terjadi hanya sehari setelah Israel menggempur wilayah Sweida dan Deraa di selatan Suriah, yang merupakan kantong utama komunitas Druze, sebuah kelompok etnis-agama minoritas yang selama ini relatif netral dalam konflik Suriah. Israel mengklaim serangan ini adalah bentuk “peringatan” terhadap kekerasan sektarian yang sedang terjadi antara kelompok Druze dan milisi pro-pemerintah dari suku Badui.
Namun banyak pengamat menilai alasan itu hanyalah kedok belaka. Tujuan strategis Israel diyakini lebih dalam: memperlemah infrastruktur militer Suriah pasca jatuhnya rezim Assad, serta menjaga dominasi mereka di kawasan melalui aksi militer preventif.
🧭 Kesadaran dan Persatuan Umat
Peristiwa hari ini bukan sekadar catatan baru dalam lembaran kelam konflik Timur Tengah. Serangan demi serangan, dari Gaza hingga Damaskus, membuktikan satu hal: Israel tidak hanya berambisi menguasai Palestina, tapi bermimpi menaklukkan seluruh jantung Timur Tengah, dari Sungai Nil hingga Sungai Eufrat, sebagaimana tercermin dalam ideologi ekspansionis sebagian kelompok Zionis.
Yang mereka takuti bukan hanya misil atau senjata—tetapi kesadaran kolektif umat Islam, yang jika bangkit dan bersatu, akan menggagalkan seluruh proyek penjajahan ini. Selama kita sibuk berdebat hal-hal cabang, mereka terus bergerak maju di inti persoalan: penguasaan, perpecahan, dan penaklukan.
Maka saatnya kita menyadari, bahwa Palestina bukan satu-satunya target. Hari ini Damaskus, besok bisa saja Beirut, Kairo, atau bahkan Makkah dan Madinah jika umat ini tetap lengah.


